Aku tidak tahu mana yang lebih menyakitkan; meninggalkanmu atau ditinggalkan olehmu. Keduanya takada beda, sama-sama menorehkan luka yang tidak akan pernah mengering. Mencintaimu bukan perkara mudah, tetapi itulah satu-satunya yang selamanya tidak akan berubah. Sedetak jantung pun takada jeda, selama itu tentangmu.
Wednesday, 25 December 2024
Saturday, 2 November 2024
Rindu yang Berjatuhan
Namanya Ame, seorang gadis yang tak
pernah melebarkan payung ketika hujan mengguyur. Seperti kali ini, dia berjalan
di tengah hujan sore hari. Baginya, hujan bukanlah sesuatu yang harus dihindari,
apalagi ditakuti.
Tak banyak yang
tahu bahwa hujan dapat menyampaikan suara hati. Tentu saja, di antara rintik
hujan yang berjatuhan, ada suara hati Ame yang begitu membingungkan, tentang
sebuah rindu yang tak bisa dijelaskan.
“Ame!”
Suara panggilan
itu menghentikan langkah Ame. Gadis itu menoleh ke sumber suara. Rupanya
Michelia.
“Mentang-mentang
besok hari Sabtu, jadi enggak peduli kalau seragamnya basah.” Michelia
berkomentar setelah menyejajarkan langkah dengan Ame.
Ame tersenyum
kecil menyadari rintik hujan tak lagi berjatuhan di atas kepalanya. Selalu saja
Michelia takpeduli jika dia sangat suka berhujan-hujanan daripada harus
berlindung di bawah payung yang dilebarkan.
Saturday, 5 October 2024
Kembali Kepadamu
Seperti ngengat yang kuat dan tidak rentan
Apa pun yang terjadi, tidak mengubah perasaan
Benar-benar, tidak, demi langit dan seluruh tatanan
Aku akan kembali kepadamu, ke mana pun aku berjalan
Monday, 12 August 2024
Di Kehidupan yang Hanya Satu Kali
Mengapa di kehidupan yang hanya
satu kali ini, aku tak bisa berakhir denganmu? Sudah aku mengagumimu dari kejauhan.
Sudah aku menyimpan perasaan ini rapat-rapat. Namun, seperti hujan yang
tiba-tiba turun ketika langit sedang cerah, kau memasuki hidupku dengan warna-warni
dan senyum yang membuat mentari merasa tersaingi. Kemarau yang tak kusukai telah
tersapu bersih sejuk hadirmu.
Monday, 27 May 2024
Kaulah Pulangku
Kaulah pulangku; purnama benderang
Sebagaimana aku kembalimu; bintang cerlang
Ribuan hari sudah jarak kian jauh membentang
Namun, sungguh tak bisa dielak kita tak renggang
Saturday, 27 April 2024
Panggilan Tak Terjawab
Tidak dijawab.
Lagi.
Ini sudah
panggilan kedua. Berselang sepuluh menit dari panggilan pertama, yang juga
tidak dijawab.
Kesabaran Dhesta yang
setipis tisu dibelah tiga itu kini sudah habis.
Apa susahnya
mengangkat telepon?
Cukup dua kali,
tidak akan dia menelepon lagi.
Untuk apa kalau tidak pernah diangkat? Buang-buang waktu saja.
Jika bukan karena kehadiran bingkisan lebaran, dia tidak mau repot-repot menghubungi nomor ponsel yang tidak pernah ada dalam daftar kontaknya itu. Dhesta menghela napas, memejamkan mata. Perempuan itu benar-benar merepotkan.
Dasar batu.
Dalam hati, Dhesta menggerutu. Selama perjalanan kisah kasihnya, demi apa pun,
perempuan terbaru ini menguji kesabarannya. Sebenarnya, dia bisa pergi saat itu
juga, tetapi kepalang sial karena tertarik sejak awal. Seolah-olah sudah lama,
padahal belum seumur jagung mereka saling kenal.
Mungkin memang seharusnya dia pergi. Dhesta tidak akan menengok ke belakang lagi, tidak mau perasaannya makin dalam. Setelah ini, dia akan menghapus perempuan itu dari hidupnya. Tidak perlu menjelaskan apa pun, dia sudah bisa menyimpulkan: lebih baik menjauh daripada berjuang untuk kesia-siaan. Dia hanya akan fokus dengan masa depan.

Sunday, 10 March 2024
Bagaimana Caranya Mengalihkanmu dari Segenap Pikiranku?
Thursday, 29 February 2024
Monday, 29 January 2024
Hari Terakhir
Sudah hari terakhir dan aku masih mencarimu hingga ke detik-detik terakhir. Namun, panggilan itu tak juga kaujawab. Setelah berkejaran dengan waktu, aku kembali menujumu, tetapi tetap saja tidak ada satu huruf pun yang datang menghampiriku. Hampir gila aku menanti jawaban dari dirimu.








