Namanya Ame, seorang gadis yang tak
pernah melebarkan payung ketika hujan mengguyur. Seperti kali ini, dia berjalan
di tengah hujan sore hari. Baginya, hujan bukanlah sesuatu yang harus dihindari,
apalagi ditakuti.
Tak banyak yang
tahu bahwa hujan dapat menyampaikan suara hati. Tentu saja, di antara rintik
hujan yang berjatuhan, ada suara hati Ame yang begitu membingungkan, tentang
sebuah rindu yang tak bisa dijelaskan.
“Ame!”
Suara panggilan
itu menghentikan langkah Ame. Gadis itu menoleh ke sumber suara. Rupanya
Michelia.
“Mentang-mentang
besok hari Sabtu, jadi enggak peduli kalau seragamnya basah.” Michelia
berkomentar setelah menyejajarkan langkah dengan Ame.
Ame tersenyum
kecil menyadari rintik hujan tak lagi berjatuhan di atas kepalanya. Selalu saja
Michelia takpeduli jika dia sangat suka berhujan-hujanan daripada harus
berlindung di bawah payung yang dilebarkan.

No comments:
Post a Comment