Sunday 10 March 2024

Bagaimana Caranya Mengalihkanmu dari Segenap Pikiranku?

            Aku tidak tahu. Bodohnya. Betapa sial dan menyebalkan. Kalau saja aku memiliki lampu jin Aladdin, tentu aku tidak harus dibuat pusing oleh segala perkara tentangmu ini. Tiga permintaan dan segalanya akan berakhir—bahkan sejak permintaan pertama.

            Kau pernah bertanya, bisakah kau memiliki sebagian saja dari diriku? Oh, betapa kau tidak akan pernah bisa membayangkannya. Kau tidak tahu aku sudah ada di sana, menyaksikanmu, mencermatimu, menyimpanmu di benakku. Kau telah mencuri perhatianku sejak hari pertama.


            Sekarang, tetapi, aku merasa semuanya berubah menjadi sebuah petaka. Kutukan macam apa yang menimpaku hingga purnama telah hilang dan kembali beberapa waktu, tetapi kau tidak hilang juga tidak kembali? Karena itu, aku harus mengajukan tiga permintaan.

            Pertama: tolong berhenti mondar-mandir di kepalaku, apalagi berani-beraninya menetap di hatiku. Bagaimana caranya mengalihkanmu dari segenap pikiranku? Kaupikir aku tidak pernah mencoba? Kaukira selama ini aku diam saja? Betapa pun aku berusaha, hidupku mungkin memang akan selalu menjadi serangkaian kegagalan. Telah kucoba segala, tetapi tentu saja berujung gagal.

            Kedua: bisakah kau tidak usah mengingatku lagi jika memang tak berniat untuk kembali? Jangan sampai, sedetik pun, aku ada di satu bagian memorimu. Kalau bisa, format saja otakmu sebagaimana aku ingin melakukannya pada otakku. Kau harus terus maju dan jangan sekali pun melihat lagi ke arahku. Jangan. Jangan sampai kau menoleh ke belakang dan mendapatiku selama ini selalu memandang punggungmu yang menjauh.

            Ketiga: beristirahatlah, demi apa pun, tidurlah agar kau tidak selalu terjaga lalu masuk dan keluar dari mimpiku. Ini tidak adil, kautahu? Seolah-olah memasuki hidupku masih belum cukup, kau juga bertingkah dengan hadir di mimpi malamku. Katanya mimpi adalah bunga tidur, tetapi kau? Kau memekarkan semua bunga yang sudah ada. Kupikir kau tukang kebun; menunggu sepanjang malam dan muncul saat daun menjatuhkan tetes pertama embun.

            Seharusnya aku dapat meminta dengan cara yang lebih baik; aku selalu membuat kesalahan karena bukan komunikator yang baik dan penuh keramahan. Aku bahkan tidak tahu kapan perasaan ini akan sampai, apalagi selesai. Jadi, atas nama keterusterangan, aku akan memberikanmu sebuah jawaban: aku membutuhkanmu. Aku mengatakannya bukan demi mendapatkan yang sama darimu, melainkan untuk memastikan kautahu itu.
 

No comments:

Post a Comment

THEME BY RUMAH ES